Pengaruh Alergi terhadap Kecerdasan Anak

Alergi ternyata tidak hanya menimbulkan gejala yang selama ini umum diketahui, melainkan dapat juga mempengaruhi aspek lain yang lebih luas, yaitu kecerdasan dan perilaku anak. Gejala alergi yang selama ini kita kenal umumnya adalah gatal pada kulit, bibir dan mata bengkak, biduran, sesak napas, batuk dan pilek, diare, muntah, hingga konstipasi. Pemicunya pun bermacam-macam; makanan seperti susu dan olahan, golongan kacang-kacangan, telur, terigu, makanan laut, hirup; debu, bulu binatang, tungau, polen, asap, golongan obat; penisilin, antalgin, maupun logam seperti aluminium, merkuri, timbal dan sebagainya.

Ternyata, selain hal tersebut, menurut beberapa penelitian, anak yang alergi juga dapat terganggu kecerdasan dan perilaku, seperti gangguan daya ingat, sulit bicara atau gagap, kurang konsentrasi/fokus, impulsif, hiperaktif, lemas, gangguan emosi, hingga gejala spektrum autisme. Dari penelitian-penelitian, terungkap bahwa alergi dapat mengganggu perkembangan sel otak dan mengganggu hantaran impuls (listrik) di otak. Sesak napas dapat mengurangi aliran oksigen ke otak. Selain itu, batuk, pilek, dan batuk mengganggu daya konsentrasi anak. Semua itu mengganggu daya serap pelajaran anak. Gejala-gejala alergi juga mengganggu tidur anak sehingga tubuh tidak mendapatkan istirahat yang memadai sehingga saat terbangun, anak tampak tidak segar, kurang energi tanpa semangat serta kondisi mental yang kurang prima. Jika hal ini tidak mendapatkna perhatian dari orang tua, dalam waktu jangka panjang, hal tersebut dapat berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak.

Selain itu, periode sakit yang dialami anak alergi jauh lebih lama dibandingkan anak tanpa alergi yang terkena penyakit yang sama. Contohnya, anak tanpa alergi yang terkena batuk-pilek bisa sembuh dalam waktu 5 hari, tetapi anak alergi, pulih dalam waktu kurang lebih 2 minggu (14 hari) atau lebih. Anak alergi sangat rentan dengan infeksi virus. Infeksi tersebut dapat menyerang berbagai macam organ, seperti otak, usus, dan sebagainya.

Dari kumpulan berbagai data, diketahui alergi dapat menimbulkan keterlambatan wicara pada 3-15% anak. Satu persen di antaranya menjadi tidak bisa berbicara, 30% dapat pulih dengan sendirinya, dan 69% di antaranya mengalami gangguan berbahasa, kognitif, dan keluhan belajar lainnya. Gangguan wicara yang berat dapat terjadi pada bayi di bawah usia 1 tahun yang mengalami gejala alergi terus-menerus dalam jangka waktu yang lama.

Alergi pun dapat mempengaruhi mood dan membuat anak menjadi agresif, hiperaktif, mudah marah atau histeris dan sering berteriak. Sebaliknya, ada pula anak alergi yang menjadi pemalu, sulit bergaul, dan menarik diri dari lingkungan. Istirahat yang kurang memadai dan kurangnya suplai oksigen ke otak turut berperan dalam ini. Faktor lainnya ialah terjadinya proses peradangan di tubuh yang mempengaruhi kerja otak. Namun yang tersebut belum sepenuhnya diketahui dan masih membutuhkan penelitian lanjutan.

Melihat begitu banyak dan besarnya dampak alergi pada Si Kecil, sangatlah penting untuk mendeteksi alergi sejak dini. Alergi, memang, sulit dicegah dan disembuhkan. Namun, penanggulangan yang dini dan tepat sangatlah penting. Oleh karena itu, jika Anda mencurigai si Kecil memiliki alergi, segeralah berkonsultasi ke dokter untuk evaluasi dan tatalaksana lebih lanjut.

Kini Anda dapat melakukan deteksi dengan pengecekan alergi tanpa rasa sakit di Noura Clinic yang ada di Bintaro Entertainment Center lantai 4, rooftop. Selain diagnosa alergi, Noura Clinic juga menyediakan fasilitas terapi untuk alergi tanpa rasa sakit. Mari kita jaga tumbuh kembang si kecil sejak dini.

Menyiksa sekali: Batuk berbulan-bulan yang tak kunjung sembuh

Batuk merupakan gejala yang umum ditemui, baik pada anak maupun dewasa. Biasanya, batuk berlangsung selama beberapa hari hingga 1-2minggu dan relatif mudah untuk diatasi. Batuk umumnya disebabkan oleh virus, bakteri, dan alergi. Dengan demikian pengobatannya pun berbeda-beda, tergantung dari penyebabnya.

Batuk yang disebabkan oleh virus

Penyakit akibat virus biasanya berlangsung selama beberapat hari dan bersifat self-limiting disease. Artinya, penyakit tersebut dapat sembuh sendiri dengan catatan, daya tahan tubuh kita baik/memadai. Tak jarang, bila kita flu, kita dianjurkan makan, minum vitamin lalu istirahat. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh sehingga virus di dalam tubuh dapat dilawan secara alami.

Batuk yang disebabkan oleh bakteri

Batuk yang disebabkan bakteri umumnya berlangsung lebih lama (dalam hitungan minggu) dan membutuhkan penanganan yang lebih seksama. Selain daya tahan tubuh kita harus baik, antibiotik juga diperlukan untuk membasmi bakteri penyebab batuk. Jika batuk sudah lebih dari 5 hari, perlu dipikirkan batuk akibat bakteri. Saat yang tepat untuk mengunjungi dokter dan biasanya dokter akan memberikan antibiotik, vitamin serta obat penurun panas jika sakit kita disertai demam. Perlu diingat bahwa jika kita sudah mulai mengkonsumsi antibiotik, maka hal tersebut harus dilakukan hingga tuntas, setidaknya selama 7 hari, walaupun gejala batuknya sudah hilang. Hal tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa bakteri penyebab batuknya sudah benar-benar mati dan tidak hanya sekedar ‘pingsan’. Jika bakteri hanya ‘pingsan’, maka akan timbuk kekebalan bakteri terhadap jenis antibiotik tersebut sehingga kali berikutnya antibiotik yang sama diberikan, maka antibiotik tersebut tidak lagi ampuh. Sebagai konsekuensi, pasien harus diberikan antibiotik dari golongan lain yang bekerja lebih kuat. Sayangnya, antibiotik yang mempunyai efek yang kuat, memberikan efek samping yang lebih kuat dan banyak pula. Hal tersebut tentunya sangat merugikan pasien.

Batuk karena alergi

Ada kalanya batuk disebabkan oleh alergi. Lamanya batuk bisa sangat bervariasi dari hitungan hari hingga hitungan bulan. Betul! Batuknya bisa berlangsung hingga 4 atau 6 bulan. Durasi tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi imunitas kita serta paparan terhadap allergen (penyebab alergi). Sayangnya, sering kali kita tidak menyadari kita alergi terhadap apa karena begitu banyak zat yang kita terpapar sehari-hari. Sering kali allergen penyebab batuk hanya dibatasi di area hirup, misalkan debu, tungau, serbuk sari, bulu binatang. Pendapat tersebut sangat menyesatkan. Alergi terhadap makanan dapat juga memberikan gejala batuk, misalkan pisang, coklat, vetsin (MSG), pewarnan makanan, jeruk, dan banyak lagi.

Batuk merupakan gejala yang umum sehingga jarang ‘dipusingkan’. Namun jika hal tersebut sudah berlangsung selama berbulan-bulan, tentu rutinitas harian pun terganggu. Batuk yang disebabkan oleh alergo, biasanya semakin parah di malam hari, saat tidur. Tentu hal tersebut dapat mengganggu waktu tidur sehingga, keesok harinya, kita terbanyak dalam keadaan masih mengantuk, waktu kita di kantor atau sekolah pun terganggu. Hal demikian menurunkan kinerja dan menyebabkan gangguan belajar. Dengan kata lain, menurunkan produktivitas kita.

Di samping itu, jika hal tersebut berlangsung lama, hal tersebut dapat membahayakan kesehatan kita. Proses detoksifikasi tubuh, proses pertumbuhan, dan pemulihan sebagian besar terjadi saat kita sedang tdur. Jika tidur kita pun terganggu, maka semua proses tersebut tidak dapat berlangsung secara optimal. Akibatnya, daya tahan tubuh kian hari kian menurun, pada anak-anak pertumbuhannya terganggu, serta proses pemulihannya terhambat.

Batuk yang sudah berlangsung lebih dari 3 minggu perlu ditangani dengan lebih seksama dan lebih serius. Perlu dilakukan observasi terhadap paparan alergi sehari-hari, baik itu golongan hirup, makanan, obat-obatan, maupun logam yang dapat menjadi penyebab. Jika hal tersebut sulit dilakukan, maka pemeriksaan alergi lengkap perlu dilaksanakan serta berbagai anjuran lainnya. Dengan demikian, jika Anda ataupun anak Anda mengalami batuk yang berkepanjangan, kunjungi klinik alergi dan konsultasikan dengan dokter.